Hipotesis dan Hipotesis Statistik Penelitian


Memahami bagaimana cara membuat hipotesis penelitian adalah hal yang penting bagi seorang peneliti karena peneliti perlu merumuskan hipotesis.  Hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari peneliti didasarkan pada teori-teori yang dikaji. Hipotesis ini bersifat sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya dalam penelitian yang dilakukan.  Pada akhirnya, hipotesis bisa bertahan karena hasil penelitian menunjukan kesesuaian dengan hipotesis tersebut. Namun, bisa juga peneliti harus mendiskualifikasi hipotesis yang dirumuskan karena hasil penelitian berbeda (berlawanan). Berikut penjelasan detailnya. 

A. Hipotesis

1. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hypo dan Thesis. Hypo berarti lemah, kurang, atau di bawah, sedangkan Thesis berarti teori atau pernyataan yang disajikan dengan bukti. Dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih diperlukan pembuktian, atau dugaan sementara mengenai suatu hal. 

Pengujian hipotesis merupakan suatu proses untuk menguji suatu hipotesis tersebut diterima atau ditolak untuk menjadi parameter dari sebuah populasi dalam penelitian. Tujuan dilakukan pengujian hipotesis adalah guna mendapatkan hasil yang berupa penentuan parameter dari sebuah penelitian kuantitatif yang membutuhkan pembuktian.

Penelitian kuantitatif mensyaratkan suatu penelitian tersebut dengan adanya hipotesis. Hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya, bisa berupa diterima atau ditolak. Nah, untuk menguji kebenaran dari suatu penelitian kuantitatif maka harus menguji hipotesis statistik. Namun, sebelum kita memahami hipotesis statistik, perlu diketahui bahwa hipotesis yang baik itu memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut bisa kamu pelajari di bawah ini.

2. Ciri-ciri Hipotesis yang Baik

Ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa hipotesis tersebut baik. Ciri-cirinya seperti di bawah ini :

  • Hipotesis harus sesuai dengan fakta
  • Hipotesis harus dapat menerangkan fakta
  • Hipotesis harus menyatakan hubungan
  • Hipotesis harus sesuai dengan ilmu
  • Hipotesis harus dapat diuji
  • Hipotesis harus sederhana

3. Fungsi Hipotesis

Hipotesis merupakan syarat utama dalam penelitian kuantitatif. Hipotesis memiliki beberapa fungsi dalam melancarkan suatu penelitian. Fungsinya dapat dirinci sebagai berikut : 

  • Membantu membuat kerangka penyusunan simpulan penelitian
  • Membantu proses pengujian kebenaran teori
  • Membantu mengarahkan proses penelitian
  • Memberikan gagasan baru dalam pengembangan teori 
  • Memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala
  • Memudahkan perluasan pengetahuan pada suatu bidang
  • Memberikan gambaran pola pada suatu penelitian
  • Memberikan dasar dalam pemilihan sampel
  • Memberikan prosedur yang harus dilakukan dalam penelitian
  • Memudahkan penyajian dalam penarikan simpulan

4. Manfaat penggunaan atau penetapan hipotesis

Ada beberapa manfaat yang didapatkan oleh peneliti ketika menggunakan atau menetapkan hipotesis dalam penelitiannya. Beberapa manfaatnya sebagai berikut.

  • Hipotesis bisa sebagai panduan dalam pengujian dan penyesuaian antarfakta dan dengan fakta
  • Hipotesis bisa menjadi alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta dalam penelitian yang acak tanpa perlu koordinasi dalam suatu satu kesatuan yang menyeluruh dan penting
  • Hipotesis dapat memperkecil jangkauan dan memberikan batasan kerja suatu penelitian
  • Hipotesis dapat menyiagakan peneliti pada hubungan antarfakta dan kondisi fakta yang kadangkala luput dari perhatian para peneliti.

Hipotesis Penelitian 

Membahas mengenai tata cara membuat hipotesis penelitian tentu perlu diawali dari definisi. Dikutip melalui Repository UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana), hipotesis adalah  jawaban (dugaan) sementara dari masalah suatu penelitian.  Hipotesis penting dalam sebuah penelitian, karena bisa menjadi peta jalan sekaligus pembuktian atas dugaan sementara yang dimiliki peneliti. Merumuskan hipotesis tentu tidak dari proses tafsir mimpi atau membaca kartu tarot.  Secara umum, perumusan hipotesis didasarkan pada teori-teori hasil penelitian sebelumnya. Kemudian memunculkan dugaan sementara tersebut yang perlu dibuktikan peneliti melalui penelitian yang akan dilakukan atau dilaksanakan. Terdapat macam hipotesis dalam penelitian, temukan penjelasan lengkapnya dalam Hipotesis Penelitian: 

Isi Hipotesis Penelitian

Melalui penjelasan sebelumnya, maka bisa dipahami apa saja isi dari hipotesis dalam penelitian. Yakni dugaan yang bersifat sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dugaan sementara ini bisa positif atau menunjukan dugaan hasil yang positif. Namun bisa juga sebaliknya. Sehingga dalam cara membuat hipotesis penelitian, peneliti bisa merumuskan hipotesis nol maupun hipotesis alternatif. 

Secara sederhana, hipotesis nol (0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh atas suatu teori maupun teknologi yang diteliti. Sehingga hipotesis ini bersifat negatif. Misalnya dugaan teknologi A tidak berdampak signifikan usai diterapkan. 

Sementara hipotesis alternatif (1) adalah kebalikan hipotesis nol. Dimana menyatakan dugaan bahwa hasil penelitian punya dampak signifikan dan cenderung positif. Misalnya penerapan teknologi A membantu meminimalkan dampak polusi di daerah B. 

Secara umum, peneliti akan menyusun dua jenis hipotesis tersebut. Yakni hipotesis nol sekaligus hipotesis alternatif. Sehingga bisa dibuktikan, hipotesis mana yang sesuai dengan hasil penelitian yang akan dilakukan. 

Syarat dalam Merumuskan Hipotesis Penelitian 

Dalam bagaimana cara membuat hipotesis penelitian, peneliti harus mengikuti aturan yang berlaku. Menurut Soesilo (2015) terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian. Yaitu: 

1. Berbentuk Kalimat Pernyataan 

Syarat atau kriteria yang pertama dari hipotesis dalam penelitian adalah berbentuk kalimat pernyataan atau declarative statement. Sehingga isinya menyatakan suatu dugaan atau opini mengenai hasil penelitian yang akan didapatkan. Jika hipotesis disusun dalam kalimat selain kalimat pernyataan, misalnya kalimat pertanyaan. Maka hipotesis tersebut belum memenuhi kriteria untuk disebut hipotesis yang baik dalam penelitian. 

2. Konsisten 

Syarat yang kedua dalam membuat hipotesis penelitian harus konsisten atau tidak berubah-ubah. Hipotesis yang dirumuskan harus tetap bentuk pernyataannya dan tidak mengalami perubahan karena suatu faktor. Oleh sebab itu, dalam tata cara membuat hipotesis penelitian perlu dilakukan kajian yang mendalam pada teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Tujuannya agar hipotesis yang dirumuskan bisa konsisten karena punya dasar yang kuat dan jelas. 

3. Harus Bisa Diuji 

Syarat ketiga dalam merumuskan hipotesis adalah hipotesis tersebut harus bisa diuji atau testable. Hipotesis yang dirumuskan idealnya bisa dibuktikan kebenarannya melalui proses penelitian. Maka hipotesis tersebut harus bisa diuji. Oleh sebab itu, merumuskan hipotesis tidak bisa asal-asalan. Melainkan memang punya dasar yang kuat dan jelas. Sebab hipotesis yang berdasar dijamin bisa diuji kebenarannya. Lain halnya jika dirumuskan tanpa dasar. 

4. Terdapat Dua Variabel 

Syarat yang terakhir dari hipotesis yang dirumuskan adalah terdapat dua variabel. Hipotesis biasanya terdapat di dalam penelitian eksperimental. Sehingga ada pengujian hubungan antara dua variabel yang berbeda. Maka hipotesis yang dirumuskan juga harus mengandung atau mencantumkan hubungan dua variabel tersebut. Misalnya seperti contoh sebelumnya, variabel penerapan teknologi dengan dampak yang ditimbulkan kepada subjek maupun objek penelitian. 

Mengapa Hipotesis Sangat Penting Bagi Suatu Penelitian?

Secara umum, nyaris semua penelitian perlu dirumuskan hipotesis. Sehingga semua peneliti perlu memahami tata cara membuat hipotesis penelitian. Namun, ada beberapa kondisi dimana suatu penelitian disimpulkan tidak perlu dan tidak bisa di rumuskan hipotesisnya. Dikutip melalui website magnastatistika.com, terdapat dua pendapat terkait perlu tidaknya hipotesis dirumuskan peneliti. Pendapat pertama, menjelaskan bahwa semua penelitian wajib dibuat hipotesis yang perlu diuji kebenarannya. 

Pada pendapat kedua, dijelaskan ada beberapa kondisi suatu penelitian wajib dibuat hipotesis. Namun, dalam beberapa kondisi yang lain justru sebaliknya. Pada penelitian yang melibatkan dua variabel, maka hipotesis wajib dirumuskan peneliti. Namun, jika salah satu variabel dalam penelitian tersebut bersifat deskriptif. Maka hipotesis tidak perlu disusun atau dirumuskan. Kondisi lain, adalah ketika penelitian eksploratif dilakukan. Dimana jawaban sementara atas penelitian masih samar dan terlalu luas cakupannya. Maka hipotesis menjadi tidak perlu disusun. Adanya dua pendapat ini, kemudian membebaskan peneliti untuk memilih pendapat yang mana. Hanya saja, menerapkan cara membuat hipotesis penelitian tentu perlu diprioritaskan. Sebab, seperti dikutip dari website Universitas Raharja hipotesis memiliki fungsi penting yang beragam. Fungsi ini yang menjadi alasan kenapa perlu dirumuskan, diantaranya adalah: 

1. Menguji Teori 

Alasan yang pertama kenapa hipotesis dalam penelitian perlu dirumuskan adalah untuk membantu menguji teori. Teori dalam ilmu pengetahuan biasanya dirumuskan dari hasil penelitian.  Meskipun dirumuskan secara ilmiah, akan tetapi ada saja teori yang berhasil dipatahkan oleh penelitian terbaru. Penyebabnya beragam, dimana ada kemungkinan terjadi kesalahan pada penelitian terdahulu. Bisa juga karena sebab lain. Oleh sebab itu, keberadaan teori dalam suatu bidang keilmuan tidak melulu bisa ditelan mentah-mentah. Melainkan perlu diuji dulu dalam penelitian yang dilandaskan pada teori lain yang mungkin bisa mematahkan teori tersebut. 

2. Mendorong Teori Baru 

Alasan yang kedua kenapa cara membuat hipotesis penelitian perlu dipahami dan diterapkan adalah untuk mendorong terciptanya teori baru. Teori yang didapatkan dari penelitian di masa sekarang bisa menggantikan teori dari penelitian terdahulu. Beberapa teori baru ini bisa mematahkan teori lama atau bisa juga menyempurnakannya. Supaya teori baru yang lebih valid dan lebih relevan dengan kondisi sekarang ini berhasil dirumuskan. Maka hipotesis penelitian perlu disusun. Berbekal hipotesis tersebut, peneliti punya motivasi menyelesaikan penelitian. Tujuannya untuk membuktikan teori lama ada kelemahan atau tidak. Sehingga hipotesis ini bisa mendorong teori baru yang dipandang lebih baik bahkan lebih sempurna. 

3. Menerangkan Fenomena Sosial 

Alasan ketiga kenapa merumuskan hipotesis itu perlu adalah untuk bisa menerangkan fenomena sosial. Fenomena sosial sendiri adalah peristiwa yang terjadi diluar dari kebiasaan masyarakat. Sesuatu yang keluar dari kebiasaan masyarakat selama ini tentu perlu ditelusuri penyebab dan dampaknya. Hipotesis dalam penelitian membantu mencari teori yang menjelaskan fenomena tersebut. Sekaligus memberi dugaan sementara yang bisa menjelaskan fenomena sosial tersebut. Oleh sebab itu, hipotesis dalam penelitian penting untuk dirumuskan. Sebab bisa membantu menjelaskan suatu fenomena kepada masyarakat luas. Sehingga bisa mengetahui penyebab dan dampak yang bisa ditimbulkan. 

4. Pedoman dalam Mengarahkan Penelitian 

Alasan selanjutnya kenapa cara membuat hipotesis penelitian wajib dipelajari dan dikuasai adalah untuk dijadikan peta arah dari jalannya penelitian. Penelitian yang dilakukan bisa jadi melenceng dan melebar kemana-mana. Hipotesis penelitian bisa menjadi peta jalan, mirip dengan roadmap penelitian. Hanya saja hipotesis dalam ruang lingkup lebih sempit dan spesifik. Adanya hipotesis membantu penelitian terfokus dan mencegah meneliti hal di luar topik.  Oleh sebab itu, keberadaan hipotesis dipandang penting karena bisa mencegah penelitian molor. Sehingga menelan biaya lebih tinggi dan memakan durasi lebih lama dibanding rencana awal. Hal ini tentu dihindari semua peneliti. 

5. Kerangka dalam Merumuskan Kesimpulan Penelitian 

Alasan yang terakhir kenapa hipotesis penting untuk ada adalah karena bisa menjadi kerangka dalam merumuskan kesimpulan penelitian. Sebagai dugaan sementara terhadap hasil penelitian, maa hipotesis bisa saja terbukti benar. Hipotesis yang dirumuskan kemudian akan menjadi kerangka kesimpulan penelitian. Jadi, peneliti tinggal mengembangkannya untuk menyampaikan informasi lebih detail. Hal ini akan memberi efisiensi lebih dalam menyusun laporan penelitian.

Cara Membuat Hipotesis Penelitian

Sementara itu, dikutip melalui website katadata.co.id dijelaskan tahapan yang harus dilalui peneliti dalam merumuskan hipotesis penelitian. Berikut adalah langkah-langkah dalam tata cara membuat hipotesis penelitian secara umum: 

1. Merumuskan Hipotesis Sesuai Rumusan Masalah 

Secara umum, sebelum seorang peneliti merumuskan hipotesis penelitian maka wajib menyusun dulu rumusan masalah. Rumusan masalah sendiri adalah pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian atau pengumpulan data. Berbeda dengan hipotesis yang berbentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah memiliki bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat tanya. Pertanyaan inilah yang harus bisa dijawab dalam penelitian yang akan dilakukan. Rumusan masalah ini lantas bisa menjadi dasar bagi peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian. Sebab pertanyaan tersebut bisa membantu peneliti memiliki pandangan terkait teori yang sesuai dan menarik kesimpulan sementara (hipotesis). 

2. Menyusun Hipotesis Pendahuluan 

Tahap kedua dalam tata cara membuat hipotesis penelitian adalah menyusun hipotesis pendahuluan. Bisa disebut sebagai hipotesis awal yang bersifat sementara. Sehingga bisa dihapus atau didiskualifikasi setelah menuju tahap selanjutnya. Meskipun hipotesis harus konsisten. Namun keberadaan hipotesis pendahuluan bisa membantu menemukan teori utama dan mencari literatur yang sesuai atau relevan. Oleh sebab itu bisa disusun di tahap awal perumusan hipotesis. 

3. Mengumpulkan Data 

Tahap ketiga dalam merumuskan hipotesis penelitian adalah mengumpulkan data. Data darimana? Tentu saja data dari publikasi ilmiah yang relevan dengan topik maupun variabel dalam penelitian.Pengumpulan data disini adalah proses studi literatur untuk mendalami suatu teori. Kemudian teori ini bisa dijadikan dasar dalam merumuskan hipotesis yang perlu diuji dalam penelitian. 

4. Mengolah Hipotesis 

Tahap keempat adalah mengolah hipotesis. Artinya, perlu merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria sesuai penjelasan sebelumnya. Pastikan hipotesis disusun berdasarkan teori yang jelas dan memang relevan. 

5. Melakukan Uji Hipotesis 

Tahap yang terakhir adalah melakukan uji hipotesis tersebut. Pengujian dilakukan dalam proses penelitian. Namun, dalam website Universitas Raharja dijelaskan beberapa tahapan dalam proses uji hipotesis. Yaitu: 

  1. Merumuskan hipotesis penelitian, yang bertujuan agar dapat dihitung statistik sampelnya (seperti: rata-rata, proporsi, dsb).
  2. Menentukan nilai α dan β yang akan digunakan Nilai α disebut juga kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan atau significance level. 
  3. Menentukan metode statistik yang digunakan 
  4. Menentukan kriteria untuk menolak dan menerima hipotesis nol (H0) sesuai dengan nilai α yang telah ditentukan pada prosedur nomor 2 di atas 
  5. Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil uji statistik Seperti dijelaskan di atas, uji hipotesis tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis namun hanya memutuskan apakah hipotesis ditolak atau diterima. 

Contoh Hipotesis 

Hipotesis dalam penelitian pada dasarnya terbagi menjadi beberapa jenis. Membantu menerapkan tata cara membuat hipotesis yang sudah dijelaskan. Berikut beberapa contoh hipotesis dalam beberapa jenis tersebut: 

1. Contoh Hipotesis Asosiatif 

Rumusan masalah asosiatif: adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan barang yang terjual? Kemudian hipotesis adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual.

Hipotesis Nol: 

Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan. 

Hipotesis alternatif: 

Ha : ρ ≠ 0 , “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan, 

catatan : ρ = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

2. Contoh Hipotesis Komparatif 

Rumusan masalah: bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y?  

Hipotesis Nol:

  • Ho: Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y; atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT X dan Y, atau 
  • Ho: Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT Y (“lebih besar atau sama dengan)” = paling sedikit). 
  • Ho: Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT Y (“lebih kecil atau sama dengan” = paling besar).

Hipotesis alternatif: 

Ha: Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan PT Y. 

Ha: Produktivitas karyawan PT X lebih kecil dari pada (<) PT Y. 3) Ha: Produktivitas karyawan PT X lebih besar daripada (≥) PT Y.

Mencegah hipotesis yang dirumuskan tidak sesuai kriteria dan tidak bisa diuji. Maka silahkan membaca lebih banyak contoh hipotesis. Sehingga memudahkan penerapan cara membuat hipotesis penelitian yang dijelaskan sebelumnya. 

B. Hipoteisi Statistik 

Pengertian Hipotesis Statistik menurut Ahli

1. Sheldon M. Ross (2017) : Hipotesis statistik adalah suatu pernyataan tentang sifat suatu populasi yang sering dinyatakan dalam parameter populasi.

2. Dictionary of Statistical Terms : Hipotesis statistik adalah sebuah pernyataan tentang parameter atau distribusi dari probabilitas untuk suatu populasi yang telah ditentukan, atau dapat dikatakan sebagai mekanisme probabilistik yang diharapkan untuk menghasilkan pengamatan.

3. John Kitchin (1994) : Hipotesis statistik yaitu suatu klaim atau pernyataan formal tentang keadaan alam yang terstruktur dalam kerangka model statistik.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diambil simpulan bahwa hipotesis statistik adalah suatu pernyataan atau dugaan yang belum terbukti tentang suatu hal, bisa berupa sifat, fakta atau fenomena, dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur pada penelitian. 

Pengertian Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik merupakan suatu dugaan atau pernyataan mengenai satu atau lebih sebuah populasi dalam penelitian. Hipotesis statistik merupakan salah satu cara pengujian dalam analisis dengan menggunakan sebagian data dari keseluruhan data pada penelitian kuantitatif. 

Hipotesis statistik adalah suatu pernyataan operasional dalam penelitian kuantitatif yang diterjemahkan dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dikehendaki oleh peneliti. Hipotesis statistik bisa berupa dua hal, yaitu penjelasan sementara atau prediksi tentang suatu hal yang akan diteliti. Hipotesis statistik tersebut harus berkaitan dengan aspek-aspek keseluruhan data yang digunakan. 

Hipotesis menjadi sebagai prediksi ketika hipotesis tersebut memberikan gambaran tentang suatu fenomena sosial ke depan. Sedangkan hipotesis tersebut menjadi sebagai penjelasan sementara ketika hipotesis tersebut memuat adanya hubungan atau tidak antarvariabel, atau memberikan gambaran mengenai sebab akibat pada variabel-variabel tersebut.

Hipotesis yang digunakan dalam hipotesis statistika adalah statistika inferensial. Statistika inferensial adalah metode statistik yang digunakan dalam menganalisis data sampel yang hasilnya akan digeneralisasikan pada populasi dari sampel tersebut berasal. Bentuk dari hipotesis statistik bisa berupa satu variabel, seperti, normal, binomial, dan poison, atau nilai dari suatu parameter, yaitu, varians, mean, standar deviasi, dan proporsi.

Jenis-jenis Hipotesis

Jenis-jenis hipotesis statistika dibagi menjadi 2, yaitu seperti di bawah ini.

1. Hipotesis Nol atau Null hypothesis (H0)

Hipotesis nol yaitu berupa pernyataan yang tidak ada perbedaan parameter atau karakteristik dalam populasi. Pada hipotesis nol selalu mengandung data yang ada di tingkat populasi, dan biasanya ditandai dengan tanda sama dengan “=”. Contohnya seperti di bawah ini.

  • Hipotesis nol (H0): “x sama dengan y”.
  • Hipotesis nol (H0): “x setidaknya y”.
  • Hipotesis nol (H0): “x paling banyak y”

2. Hipotesis Alternatif atau Alternative Hypothesis (H1)

Hipotesis Alternatif (H1), yaitu berupa pernyataan yang bertentangan dengan H0. Hipotesis alternatif bisa menunjukkan perbedaan dua kelompok, dan juga dapat menjelaskan hubungan antarvariabel. Contohnya seperti di bawah ini.

  • Hipotesis alternatif (H1): “x kurang dari y”
  • Hipotesis alternatif (H1): “x tidak sama dengan y”
  • Hipotesis alternatif (H1): “x lebih besar dari y”

Hipotesis alternatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

  1. Hipotesis nondireksional atau tak terarah (Nondirectional Hypothesis) adalah menegaskan satu nilai yang berbeda dengan nilai yang lain. Selain itu, disebut juga hipotesis 2 sisi. Ditandai dengan tanda tidak sama dengan “≠”.
  2. Hipotesis Direksional atau terarah (Directional Hypothesis) adalah menegaskan bahwa ada satu ukuran yang lebih kecil atau lebih besar dibandingkan ukuran lainnya dengan sifat serupa. Selain itu, disebut juga dengan hipotesis 1 sisi, ditandai dengan lebih kecil “<” atau lebih besar “>”.

Perbedaan Hipotesis Statistik & Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik berbeda dengan hipotesis penelitian. Bagaimana perbedaan antara keduanya? Simak penjelasannya di bawah ini.  

1. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yaitu suatu pernyataan atau dugaan yang belum terbukti mengenai suatu populasi dalam penelitian yang dinyatakan dengan angka-angka statistik. Contohnya mengenai penelitian Hubungan antara usia dan kepuasan kerja perusahaan X. Hipotesis statistiknya seperti di bawah ini.

H0: p = 0

H1: p ≠ 0

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari sebuah permasalahan yang berbentuk pernyataan. Hipotesis penelitian merupakan pernyataan yang dibuat oleh peneliti ketika berspekulasi atau menduga suatu hal secara realistis dan dapat diuji pada suatu penelitian. Contohnya mengenai penelitian tentang Hubungan antara keaktifan mahasiswa di organisasi dan tingkat IPK. Hipotesisnya adalah sebagai berikut.

H1: Ada hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif mengatur dan menjadi administrator organisasi

H2: Ada hubungan signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi untuk mencapai tingkat IPK minimum

H3: Ada hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif mengatur dan memimpikan pekerjaan yang diinginkan setelah lulus

H4: Ada hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan lama kuliah 4 tahun

Macam-macam Hipotesis

Hipotesis dibagi dalam 4 macam berdasarkan bentuknya. Di bawah ini adalah penjelasan 4 macam-macam hipotesis tersebut.

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah suatu jawaban atau pernyataan sementara pada sampel dalam suatu kelompok yang memiliki beberapa perbedaan di dalamnya. Pada hipotesis deskriptif ini dapat menunjukkan hubungan antara variabel secara implisit. Selain itu, hipotesis deskriptif dapat disebut juga dengan dugaan sementara terhadap nilai suatu variabel tunggal dalam satu sampel, walaupun di dalamnya bisa jadi terdapat beberapa kategori. 

2. Hipotesis Komparatif (Perbandingan)

Hipotesis komparatif adalah suatu jawaban atau pernyataan sementara pada suatu rumusan masalah pada dua sampel atau lebih dalam satu komparasi atau perbandingan. Pada hipotesis komparatif ini dapat dilakukan dengan 2 atau lebih sampel yang dapat berupa dua hal, yaitu;

  1. Komparasi tidak berhubungan (independen)
  2. Komparasi berhubungan (related)

3. Hipotesis Asosiatif (Korelasional/Hubungan)

Hipotesis asosiatif adalah jawaban-jawaban atau pernyataan-pernyataan sementara pada suatu hubungan atau asosiasi antara variabel satu dengan variabel lain dalam suatu penelitian. Hipotesis asosiatif disebut juga dengan hipotesis yang mengukur kekuatan hubungan antardua variabel dalam suatu sampel penelitian. Pada hipotesis asosiatif terdapat hubungan yang tidak menunjukkan adanya sebab akibat.

4. Hipotesis Kausal

Hipotesis kausal adalah suatu jawaban sementara atau dugaan pada rumusan masalah yang mempertanyakan bagaimana pengaruh faktor terhadap variabel respon. Selain itu, hipotesis kausal dapat dikatakan sebagai hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Pada hipotesis kausalitas terdapat hubungan yang menunjukkan adanya sebab akibat.

Prosedur Pengujian Hipotesis

Tujuan utama statistik adalah menguji hipotesis. Contohnya ketika kamu sedang melakukan penelitian dan menemukan bahwa ternyata suatu obat efektif dalam mengobati sakit kepala, akan tetapi kamu tidak dapat mengulangi percobaan tersebut dan tidak ada yang percaya dengan hasil penelitianmu. Untuk itu, kamu harus menerapkan pengujian hipotesis terlebih dahulu. 

Pengujian hipotesis adalah suatu proses yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan bukti dari sampel dan memberikan kerangka kerja untuk membuat penentuan terkait dengan populasi penelitian, yaitu memberikan metode untuk memahami seberapa andal seseorang dalam mengeksplorasi temuan yang diamati dalam sampel yang diteliti ke populasi dari mana sampel tersebut diambil (Davis & Mukamal, 2006).

Pada dasarnya, penelitian kuantitatif itu menguji teori, sehingga hipotesis sangat dibutuhkan dalam untuk pengujian teori tersebut. Pengujian hipotesis statistik haruslah diuji, karena dapat menentukan suatu teori tersebut diterima atau ditolak. Jika hipotesis tersebut diterima, pengujian tersebut membenarkan pernyataan tersebut, sedangkan apabila ditolak, maka ada penyangkalan dari pernyataan tersebut.

Pengujian hipotesis adalah tindakan dalam statistik yang mengharuskan seorang analis atau peneliti untuk menguji mengenai parameter populasi pada suatu penelitian.  Pengujian hipotesis digunakan untuk menilai apakah hipotesis tersebut masuk akal atau tidak berdasarkan sampel data yang dipilih. Data sampel tersebut mungkin berasal dari populasi yang lebih besar, atau dari proses yang menghasilkan data. 

Ada 4 tahap dalam pengujian hipotesis. Langkah-langkahnya pengujian hipotesis seperti di bawah ini.

  1. Pertama, menyatakan dua hipotesis sehingga hanya ada salah satu yang benar
  2. Kedua, merumuskan rencana analisis, yaitu menguraikan bagaimana data tersebut akan dievaluasi
  3. Ketiga, melaksanakan rencana dan menganalisis data sampel secara fisik
  4. Keempat, menganalisis hasil dan menolak hipotesis nol (H0) atau menyatakan hipotesis nol (H0) tersebut masuk akal berdasarkan datanya.

Contoh Hipotesis Statistik

1. Contoh Hipotesis Statistik Asosiatif (Korelasional)

Contoh hipotesis asosiatif atau korelasional, penjelasannya seperti di bawah ini.

Ada hubungan antara tingkat disiplin mahasiswa dan nilai yang diperoleh.

H0: p ≤ 0 

H1: p > 0

Ada hubungan antara tingkat disiplin mahasiswa dan nilai yang diperoleh; yaitu makin tinggi disiplin mahasiswa, maka nilai yang akan didapatkan akan semakin tinggi pula.

H0: p ≤ 0 

H1: p > 0

2. Contoh Hipotesis Statistik Kausalitas (Sebab akibat)

Contoh hipotesis kausalitas atau sebab akibat penjelasannya seperti di bawah ini. 

Ada pengaruh antara tingkat kesadaran dengan pengetahuan konsumen

H0: β = 0

H1: β ≠ 0

Pada hipotesis di atas angkat yang bukan nol nilainya bisa jadi negatif, bisa juga positif. Digunakan pada hipotesis tak terarah, dengan menolak H0, pengaruhnya bisa jadi positif, mungkin negatif.

Ada pengaruh antara ukuran perusahaan dengan efektivitas karyawan

H0: β = 0

H1: β ≠ 0


3. Contoh Hipotesis Statistik Komparatif (Perbedaan)

Contoh hipotesis komparatif atau perbedaan penjelasannya seperti di bawah ini.

Apakah terdapat perbedaan produktivitas karyawan perusahaan A sebelum dilatih dengan setelah dilatih

1. Uji satu pihak (pihak kiri)

  • H0: μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan produktivitas karyawan sebelum dilatih dengan setelah dilatih)
  • H1: μ1 < μ2 (produktivitas karyawan sebelum dilatih lebih kecil dibandingkan dengan sesudah dilatih)

2. Uji satu pihak (pihak kanan)

  • H0: μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan produktivitas karyawan sebelum dilatih dengan setelah dilatih)
  • H0: μ1 > μ2  (produktivitas karyawan sebelum dilatih lebih besar dibandingkan dengan setelah dilatih)

3. Uji dua pihak

  • H0: μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan produktivitas karyawan sebelum dilatih dengan setelah dilatih)
  • H0: μ1 ≠ μ2 (terdapat perbedaan produktivitas karyawan sebelum dilatih dibandingkan dengan setelah dilatih)

Prosedur Penyusunan Hipotesis Statistik

Hipotesis harus disusun sebaik mungkin, dan dalam penyusunannya harus memperhatikan faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut bisa kamu dipelajari di bawah ini.

Hipotesis haruslah diyatakan dalam kalimat pernyataan atau deklaratif

Hipotesis haruslah dirumuskan secara padat dan jelas

Hipotesis haruslah dapat diuji kebenarannya

Hipotesis haruslah menyatakan pertautan antarvariabel atau lebih

Kesalahan dalam Uji Hipotesis

Kemungkinan kesalahan dalam pengujian hipotesis ada 2 hal. Kesalahan tersebut bisa dipahami seperti di bawah ini. Sugiyono (2008:88) dinukil dari pitpitglu.blogspot.com, menjelaskan 2 kesalahan tersebut.

1. Kesalahan Tipe I : Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (H0) yang benar, yang seharusnya diterima. Pada hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan “a”.

2. Kesalahan Tipe II : Kesalahan tipe II adalah suatu kesalahan bila menerima hipotesis yang salah, yang seharusnya ditolak. Pada hal ini, tingkat kesalahan dinyatakan dengan “b”.