Tanda Titik pada not balok yang dibahas kali ini. Pembahasan menggunakan gambar notasi dan audio / video, sehingga mudah dimengerti.
Didalam paranada not balok ada beberapa tanda yang behubungan dengan titik ( . ) yang seringkali dipakai dalam partitur, seperti gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas ada titik 2 ( : ) di depan birama 4/4, tanda 2 titik ini sudah satu paket dengan garisnya. Yang di atas disebut tanda awal pengulangan dan yang di bagian bawah disebut tanda akhir pengulangan. Fungsinya memberikan pengulangan pada bar-bar yang diapit oleh kedua tanda tersebut. Dengan kata lain bar-bar yang diapit dimainkan 2 kali.
Pada bar ke-1 dan ke-2 ada tanda titik yang disebut staccato. Tanda staccato ini bisa berada di atas kepala not dan bisa berada di bawah kepala not, bergantung pada posisi not. Fungsi dari staccato adalah memutus not, boleh dibilang ini kebalikan dari legato yang fungsinya menyambung not.
Ilustrasinya begini, jika ada sebuah not bernilai 1/4 dengan durasi 1 detik, setelah diberi staccato maka durasinya tidak 1 detik tapi kurang dari 1 detik, misalnya 0,8 detik dan sisanya 0,2 detik menjadi tanda diam. Umumnya staccato ini untuk lagu yang seperti ada hentakannya, misalnya lagu-lagu perjuangan ( musik mars ).
Pada bar ke-3 ada tanda titik yang di atasnya ada garis lengkung, tanda ini disebut fermata ( fermata reguler ). Fungsi dari fermata ini adalah memperpanjang nilai not, dan nilai notnya bergantung pada penyanyi atau pemusik. Dengan kata lain bahwa nilai notnya akan ditentukan oleh mereka. Namun umumnya tanda fermata ini 2 kali dari not yang bersangkutan.
Pada bar ke-4 dan ke-5 ada tanda titik dengan garis di atas atau di bawah bergantung pada kepala not, tanda ini disebut portato. Fungsinya hampir sama dengan staccato, bedanya portato lebih sedikit tanda diamnya daripada staccato.Lihat ilustrasi staccato, jika dalam staccato perbandingan 0,8 dengan 0,2 detik sedangkan dalam potato 0,9 dengan 0,1 detik. Dengan kata lain bahwa portato adalah semi staccato.
Pada bar ke-6 ada tanda titik dengan tanda seperti segitiga, disebut short fermata atau fermata pendek. Fungsinya untuk memberikan nilai not yang bersangkutan namun durasinya tidak sepanjang durasi fermata reguler.
Pada bar ke-7 dan ke-8 ada titik di depan not, disebut titik augmentasi. Sebenarnya dalam Bahasa Indonesia belum ada istilah augmentasi ( ini saya yang memberi istilah ), saya ambil istilah ini karena dalam bahasa Indonesia ada istilah “augmentatif”. Asalnya dalam bahasa Inggris “augment” artinya menambah. Pengertian dalam musik pun augment berarti menambah.
Dalam notasi di atas pada bar ke-7 artinya bahwa nilai not di atas ( not 1/2 ) ditambah sebanyak 1/2 dari not tersebut. Secara matematika menjadi begini 1/2 + ( 1/2 : 2 ) = 3/4. Jadi not asalnya bernilai not 1/2 menjadi not 3/4. Sementara pada bar ke-8 cara menghitungnya sama dengan bar ke-7.
Pada bar ke-9 ada 2 titik di depan not 1/4 disebut titik augmentasi ganda. Secara matematika nilai not tersebut menjadi 1/4 + ( 1/4 : 2 ) + ( 1/4 : 2 ) : 2 = hasilnya. Dalam hitungan yang lebih mudah jika not 1/4 berdurasi 1 detik maka menjadi 1 detik + 1/2 detik + 1/4 detik = hasilnya.
Pada bar ke-10 ada tanda titik dan seperti segiempat disebut Long fermata atau fermata panjang. Fungsinya memberi nilai not yang lebih panjang pada not yang bersangkutan, nilai notnya lebih panjang dari fermata reguler.
Mengenai fermata, nilai not-nya tidak seragam, kalau dahulu fermata reguler biasanya bernilai 2 kali dari not yang bersangkutan, sekarang ini ada versi lain. Misalnya dalam program musik Sibelius secara default, fermata biasa = 1,5 kali, fermata pendek = 1,25 kali dan fermata panjang = 1,75 kali.
Baiklah supaya lebih jelas mengenai yang lainnya, silakan dengar video di bawah ini.
Perhatikan tanda-tanda yang sudah dijelaskan di atas. Kemudian bandingkan dengan video di atas.