PEMASARAN POLITIK- Komunikasi Politik

Pemasaran

Pemasaran[1] suatu produk memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Perusahaan harus juga berkomunikasi (komunikasi pemasaran) dengan para pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan potensial, pengecer, pemasok, pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan tersebut, dan masyarakat umum.

Sasaran komunikasi pemasaran dan teknik efektif yang dipakai dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:

Sasaran komunikasi pemasaran

Teknik paling efektif

Memantapkan kredibitas/kepercayaan

Kehumasan

Menciptakan asosiasi gaya hidup

Iklan, ajang khusus

Mengenalkan dan membangun citra

Iklan

Mendorong pembelian ulang

Promosi penjualan

Menggugah partisipasi pedagang

Promosi penjualan(ke pedagang)

Penghargaan atas loyalitas pelanggan

Program pengumpulan frekuensi

Mengundang keterlibatan khalayak

Ajang khusus

Menjangkau khalayak spesifik

Media khusus

Menunjukkan tanggung jawab sosial

Pemasaran berbasis misi

Mendorong referensi berantai

Pembentukan klub/kelompok

Mendorong pembelian awal/coba-coba

Promosi penjualan

Muncul dalam pemberitaan media

kehumasan

Sumber: Hifni Alifahmi, Sinergi Komunikasi Pemasaran, 2005

Berangkat dari tabel di atas, maka bauran komunikasi pemasaran terdiri dari beberapa cara komunikasi, yaitu:

· Kemasan dan merk (citra dan reputasi)

· Periklanan

· Promosi penjualan

· Hubungan masyarakat dan publisitas

· Ajang khusus pemasaran

· Penjualan secara pribadi

· Pemasaran langsung

· Pemasaran getok tular

· Pelayanan pelanggan

· Promosi di titik akhir penjualan.

Pemasaran Politik

Seperti pemasaran pada umum, para komunikator politik harus juga melakukan komunikasi pemasaran kepada stakeholders (khalayak terkait)-nya. Pemasaran politik[2] berguna untuk memantapkan kredibilitas, mengenalkan dan membangun citra, mengundang keterlibatan khalayak, menunjukkan tanggung jawab sosial, mempertahankan dan menambah kostituennya, dsb.

Contoh operasional pemasaran politik tersaji dalam tabel berikut:

Cara komunikasi

Operasionalisasi

Kemasan dan merek (citra dan reputasi)

· Logo

· Slogan, dll.

Periklanan

· Iklan produk

· Iklan layanan masyarakat

· Iklan pembelaan

· Iklan luar ruang

Humas

· Publisitas produk

· Aneka berita media massa

· Siaran pers,konferensi pers, dll.

Ajang khusus

(special event marketing)

· Pameran/bazar/demo

· Sponsor acara/pertunjukan

· Anugerah/penghargaan

· Lomba/kontes

Pemasaran personal

· Komunikasi tatap-muka

· Presentasi langsung

· Demo produk

Pelayanan konstituen

(customer service)

· Penanganan keluhan, tuntutan

· Klub kader

· Pelayanan event khusus (misal mudik gratis).

Banteng gemuk (PDIP); Pohon beringin (Golkar); Ka’bah (PPP); Bintang Sembilan (PKB); Bulan sabit & padi (PKS) merupakan contoh-contoh dari logo partai politik di Indonesia.

Bersatu untuk maju (Golkar); Bersama kita bisa (Partai Demokrat); Bersih dan peduli (PKS); Jujur, Cerdas, Berani (PAN) merupakan beberapa contoh slogan partai politik. ......

Daftar pustaka:

Philip Kotler, 1997, Marketing Management ed. 9th, perj. Hendra teguh dan Rony Rusli, Jakarta: PT Prenhallindo.

-----------------, 2003, Marketing Management ed. 11th, perj. Benjamin Molan, Jakarta: PT Prenhallindo.

Hifni Alifahmi, 2005, Sinergi Komunikasi Pemasaran, Jakarta: PT Mizan Pustaka.

Brian McNair, 2003, An Introduction to Political Communication, ed. 3rdLondon: Routledge.



[1] Philip Kotler (2003) mendefinisikan pemasaran secara sosial dan manajerial. Secara sosial, pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Secara manajerial, pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.

[2] Adman Nursal (2004), dalam bukunya Marketing Politik: Strategi Memenangkan Pemilu, meyakini bahwa esensi pemasaran politik adalah bagaimana mendorong para pemilih untuk menginvestasikan kepercayaannya pada konstestan tertentu.