Hard Light, adalah cahaya yang umumnya berasal dari sumber cahaya yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran objek yang akan difoto. Karakter dari bayangan yang dihasilkan juga relatif terlihat kuat dan jelas, serta memiliki bagian atau area yang umumnya dikenal dengan istilah shadow edge transfer yang relatif pendek. Shadow edge transfer adalah daerah atau area transisi perpindahan dari area bayangan berbatasan dengan area yang terkena cahaya. Dalam hal ini area batas perpindahan antara bagian bayangan dan cahaya sangat pendek.
Jarak antara sumber cahaya ke objek juga memberikan pengaruh yang besar pada ketajaman bayangan. Karena makin jauh jarak sumber cahaya ke objek, maka ukuran sumber cahaya relatif mengecil dibandingkan dengan jarak yang dekat antara sumber cahaya ke objek. Secara teori dikatakan bahwa semakin kecil area yang mengeluarkan cahaya dari sumber cahaya maka semakin keras cahaya yang keluar. Namun itu juga tergantung dari ukuran masing-masing sumber cahaya dan objeknya. Dengan sumber cahaya yang sama, dan dengan jarak yang sama tentu hasil bayangan yang didapat bila objeknya manusia dan objeknya diganti kotak korek api, tentunya efek bayangan yang didapat tetap berbeda.
Soft light , pada dasarnya kebalikan dari hard light dimana cahaya umumnya berasal dari sumber cahaya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan ukuran objek yang akan difoto. Karakter dari bayangan yang dihasilkan juga relatif terlihat lembut dan rata, lebih diffused, serta memiliki bagian atau area shadow edge transfer yang relatif panjang dibanding hard light. Shadow edge transfer pada soft light biasanya lebih tampak seperti gradasi. Semakin besar area yang mengeluarkan cahaya dari sumber cahaya maka semakin lembut cahaya yang keluar.
Pada penggunaannya fotografer bisa memilih menggunakan tipe soft light atau hard light sesuai kebutuhan pemotretannya dan tergantung dengan karakter objek yang akan difoto. Umumnya secara teori, tipe hard light akan membuat permukaan suatu benda relatif lebih dominan dimensi, tekstur dan stukturnya. Sebab karakter hard light yang kuat pada dasarnya menyebabkan cahaya lebih mudah terpantul, dan lebih banyak bayangan dibanding dengan penggunaan soft light, tentunya tergantung objeknya.
Sebagai contoh, untuk memotret kain atau tekstil, atau makanan, umumnya dipakai hard light untuk memaksimalkan tekstur dan dimensi objek yang difoto agar tidak tanpa rata atau flat, dan agar lebih berdimensi. Namun untuk kebutuhan pemotretan yang ingin tampak lembut atau halus, misalnya pemotretan bayi, atau untuk beauty shot dimana fotografer ingin meminimalkan kerutan diwajah, maka pemilihan soft lighting relatif cukup tepat.
(www.baldtruthtalk.com/threads/13732-gc83uk-s-september-13-procedure./page2 )
Dengan hard light
Dengan soft light