Gestalt (Bentuk) dalam Fotografi

Secara harfiah Gestalt (Bhs. Jerman) berarti bentuk. Dalam ilmu Psikologi, Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang cara otak manusia memproses persepsi. Proses itu terlaksana melalui penyusunan bentuk-bentuk yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.

Bentuk-bentuk itu disusun berdasarkan:

  • Kemiripan (Similarity)
  • Kedekatan Jarak (Proximity)
  • Penutupan Bentuk (Closure)
  • Kesederhanaan (Simplicity)
  • Kesinambungan (Continuity)
  • Kesamaan Arah (Common Fate)
  • Segregasi (Figure to Ground)

● Kemiripan (Similarity)

Hukum Kemiripan menyatakan bahwa otak akan mengelompokkan sebuah benda dengan benda lain yang mirip dengannya, sehingga menjadi suatu kesatuan.

Contoh:

– Di sebuah pantai pada pagi hari, ada bebatuan, ada pepohonan kelapa, ada sinar matahari terpantul di permukaan air laut.Bebatuan memiliki bentuk yang mirip antara satu dan lainnya. Kemiripan itu membentuk kelompok yang serasi. (Gambar 1).

– Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ada gugusan bukit berlapis-lapis. Bukit-bukit tersebut memiliki bentuk yang mirip, yaitu segitiga. Lapisan-lapisan bukit (layer) juga memiliki kemiripan.Kedua jenis kemiripan tersebut menghasilkan pemandangan yang harmonis. (Gambar 2).

● Kedekatan (Proximity)

Hukum Kedekatan menyatakan bahwa sepasang atau sekelompok benda yang berdekatan akan lebih mudah untuk diidentifikasi daripada yang berjauhan.Boleh jadi benda-benda tersebut berbeda bentuk atau rupa atau pola. Namun karena letaknya berdekatan, otak akan mempersepsikan harmonisasi.

Contoh:

Ada seorang lelaki berjalan beriringan dengan kudanya. Dari kejauhan, mereka akan nampak serasi. (Gambar 3).

● Penutupan Bentuk (Closure)

Hukum Penutupan menyatakan bahwa pikiran bisa menyusun persepsi untuk melengkapi bentuk yang tidak terlihat. Meskipun mata melihat adanya bagian yang terputus atau terhalang oleh benda.

Contoh:

Ada sekelompok anak berlarian di jalanan kecil di tengah padang rumput. Rerumputan membentuk garis kurva warna solid berbatasan dengan jalur pejalan kaki. Garis itu terputus oleh anak-anak yang melewatinya. Namun kita masih melihat garis yang terus menerus hingga tersambung ke bagian atas. Pikiran kita secara otomatis mengisi kekosongan.(Gambar 4).

● Kesinambungan (Continuity)

Hukum Kesinambungan menjelaskan bahwa pikiran cenderung untuk melanjutkan bentuk/garis di luar titik akhir benda tersebut. Kesinambungan juga dapat digunakan sebagai garis penuntun menuju sebuah subyek.

Contoh:

Ada sebuah jembatan kecil. Di ujungnya ada sekelompok anak kecil yang sedang mengerubungi pedagang makanan. Otak kita akan mempersepsikan bahwa jembatan itu belum selesai dan masih ada kelanjutannya pada sisi kiri dan kanan frame. (Gambar 5)

● Kesederhanaan (Simplicity)

Hukum kesederhanaan menjelaskan bahwa gambar yang sederhana lebih mudah untuk dicerna oleh pikiran. Sehingga persepsi lebih mudah untuk didapatkan.

Contoh:

Ada sebuah jalanan dengan pohon palem di tepinya. Juga tiang-tiang dengan kabel listrik. Semuanya mengarah ke titik hilang di cakrawala. Garis-garis yang berdekatan, seperti kabel yang menggantung di tiang listrik, disederhanakan oleh pikiran yang melihat mereka sebagai satu baris.Sama halnya dengan pohon palem. Set garis pendek dan vertikal ini disederhanakan menjadi garis diagonal panjang yang mengikuti sisi jalan. (Gambar 6).

● Kesamaan Arah (Common Fate)

Hukum Kesamaan Arah menyatakan bahwa otak akan mengelompokkan sebuah benda dengan benda lain yang bergerak menuju arah yang sama dengannya, sehingga menjadi suatu kesatuan.

Contoh:

Ada 3 orang penunggang kuda yang sedang bergerak dari kiri ke kanan. (Gambar 7).

● Segregasi (Figure To Ground)

Hukum Segregasi atau Pemisahan menyatakan bahwa persepsi manusia akan lebih mudah menerima bentuk (figure) yang terpisahkan dari latar (ground).

Contoh:

Siluet orang dan kuda yang sedang berdiri berdekatan. (Gambar 8).

Sebagai penggemar fotografi, kita mempelajari Gestalt agar bisa menyusun komposisi foto secara lebih baik.